I. SEJARAH PESTISIDA
Sejak puluhan abad yang lalu, pestisida telah digunakan sebagai bahan pemberantas hama tanaman dalam melindungi tanaman. Kapur dan abu kayu pada kira-kira tahun 1200 sebelum masehi, telah digunakan untuk memberantas hama gudang dan demikian pula benih-benih tanaman telah diberi perlakuan dengan ekstrak tanaman maupun dengan pengasapan untuk melindungi dari gangguan serangan hama.
Belerang telah lama diketahui mempunyai pengaruh dalam usaha memberantas penyakit tanaman. Pada permulaan abad pertama telah dianjurkan penggunaan AS2O3 untuk melindungi Panama. Nikotin telah ditemukan sebagai insektisida dalam tahun 1783. Ekstrak Pyrethrum belum diketemukan sebagai insektisida adalah tahu 1840.
Ekstrak Pyrethrum diketemukan sebagai insektisida dalam tahun 1840. Dalam tahun 1885 Bordeaux mixture (BB) yang merupakan campuran senyawa terusi dengan kapur diketemukan secara kebetulan sebagai fungisida untuk memberantas sendawa pada tanaman anggur. HCN pertama kali digunakan dan 1886 untuk fumigasi tanaman jeruk di California. Senyawa anorganik Timbalarsenat muncul pada tahun 1809 untuk menyemprot hama di kebun buah-buahan.
Sedang Sodiumarsenat sebagai herbisida dikenal tahun 1900 sebagai soil sterilant. Kemudian dalam tahun 1927 Rotenon dikenal sebagai insektisida. Dalam tahun 1992 diketemukan insektisida sintetis pertama yang diintroduksi sebagai bahan penyemprot nyamuk. BHC (Benzen Hexa Chlorida) atau HCH (Hexa Chloro Hezan) sebagai insektisida diketahui sejak tahun 1933.
Selanjutnya dalam tahun 1939 DTT (Dichloro Diphenyl Trichloroetane) dikenal sebagai insektisida yang ampuh (karena persistensinya yang tinggi tidak digunakan lagi dibidang pertanian). Senyawa organophospor pertama kali muncul dalam tahun 1945, hasil industri Jerman yang menemukan TEPP, Parathion kemudian malathion. Sedang diazinon diketemukan di swiss.
Setelah itu banyak perusahaan kimia mengadakan penelitian di bidang perlindungan tanaman dan sejak itu ribuan senyawa organik sintetik banyak diproduksi untuk keperluan pengendali hama penyakit tanaman seperti serangga, cendawan, gulma, nematoda metode rodent dan lain-lain.
II. PERANAN PESTISIDA
Meningkatnya jumlah penduduk dunia yang tidak seimbang dengan laju kenaikan produksi makanan serta banyaknya kehilangan hasil pertanian yang diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit merupakan tantangan untuk berusaha agar bertambahnya penduduk dapat diimbangi dengan meningkatnya produksi makanan.
Kehilangan hasil tanaman dunia mencapai kira-kira 33% yang disebabkan oleh :
1. Hama 13%
2. Penyakit 11%
3. Gulma 9%
Telah diketahui bahwa negara-negara yang telah maju menunjukkan angka kehilangan hasil oleh gangguan hama penyakit tanaman yang kecil.
– Eropa 23%
– Amerika 29%
Bila dibandingkan dengan negara -negara berkembang
– Asia 43%
– Afrika 42%
Negara-negara yang sudah maju sudah biasa menggunakan pestisida dalam usaha meningkatkan hasil pertaniannya.
Penggunaan pestisida dalam pertanian telah menunjukkan kemampuannya didalam menanggulangi dan mengurangi merosotnya hasil akibat Serangan hama dan penyakit. Dan sejarah telah menunjukkan bahwa dengan adanya pestisida, beberapa negara yang nyaris akan kelaparan karena terjadinya peletusan hama dapat terhindarkan.
Pada saat timbulnya eksplosi hama, pestisida memegang peranan sangat penting, karena pestisida dapat menekan hama dalam waktu singkat, lebih mudah diaplikasikannya dan relatif murah biayanya.
Ruang lingkup Pestisida bukan saja pada bidang pertania dalam arti sempit, akan tetapi juga mencakup pula bidang-bidang dibawah ini:
1. Perhutanan
2. Peternakan
3. Perikanan
4. Perkebunan
5. Rumah Tangga
6. Kesehatan
7. Angkutan
8. Angkutan
9. Industri
10.Bangunan
Pestisida telah membantu kita dalam meningkatkan produksi bahan makanan, bahan bangunan, industri dan telah melindungi kita dari gangguan kesehatan. Tetapi, kita pun sadar bahwa pestisida itu adalah racun yang Dalam penggunaannya harus dilaksanakan dengan bijaksana sesuai dengan aturan dan petunjuk sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan tapi efektif dalam memberantas jasad sasaran. Karena itu, sifat-sifat pestisida dan cara cara menggunakannya perlu diketahui dan dipahami dengan seksama
III. DEFINISI PESTISIDA
Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama penyakit secara luas. Sida berasal dari kata ceado = membunuh.
Definisi Pestisida Menurut P.P. No. 7 Tahun 1973
Adapun definisi menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 adalah sebagai berikut:
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanama, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tidak termasuk pupuk)
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan dan ternak
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga bangunan dan alat-alat angkutan, alat-alat pertanian
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan menggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Macam-macam pestisida menurut jasad yang menjadi sasaran pemberantasan adalah:
– Insektisida
– Akarisida
– Nematisida
– Molluscisida
– Lampresida
– Herbisida
– Piscisida
– Fungisida
– Bakterisida
– Rodentisida
– Antibiotika
– Virusida
– avisida
– Larvisida
Definisi Pestisida menurut The United Stated Federal Environmental Pesticide Control Act sebagai berikut:
1. Semua zat atau campuran zat khusus untuk memberantas, mencegah atau menangkis gangguan dari serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan bitang lainnya.
2. Semua zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.
IV. PENGGOLONGAN PESTISIDA
Dalam garis besarnya pestisida digolongkan berdasarkan:
1. Formulasi
2. cara Kerja
3. Susunan Kimia
Berikut ini kami jelaskan secara detail:
1. Penggolongan Berdasarkan Formulasi
a). Bentuk Cairan
Contohnya:
– Diazinon (Basudin) 60 EC
– Dimecron 30 EC (30 ES)
– Azodrin 15 WSC
– Folidol 300 E
– Dusrban 155 E
– Brantasan 450/300 EC
– Rilof 500 EC (Herbisida)
– Ronstar 25 EC (Herbisida)
– Terrazole 25 EC (Fungisida)
– Decis 2,5 EC (Insektisida)
– Morocide 40 EC (Akarisida)
Diazinon 60 EC mengandung 60% bahan aktif (active ingredient). E.C. artinya emulsifiable concreate yang berarti pestisida pekat (cairan pekat) yang bisa dicampur dengan air dan membentuk emulsi. kadang-kadang ditulis Diazinon 60 ES (Emulsifiable Solution) artinya larutan yang bisa di emulsikan (bila dicampur air).
Azodrin 15 WSC (Water Soluble Concreate) artinya pestisida pekat dapat dilarutkan dalam air.
Folidol 300 E (Emulsifiable) artinya dapat diemulsikan. Folidod ini mengandung 30% bahan aktif. Brantasan 450/300 EC mengandung 45% Diazinon dan 30% BPMC (Buthyl Phenyl Methyl Carbamat). Dursban 155 E Mengandung Chlorpirifos 150 g/l dan B.P.M.C. 50 g/l. Angka yang tercantum pada nama pestisida biasanya menunjukkan kadar prosentase bahan aktif yang dikandungnya. Bila angka ini lebih dari 90% disebut pestisida murni (technical grade) misal Dimecron 90 EC.
Komposisi umum dari EC:
– Bahan Aktif
– Pelarut (xylene)
– bahan Perata
b). Bentuk Butiran
Contohnya:
– Nemacur 5 G (Nematosida)
– Furadan 3 G (Insektisida/nematosida)
– Ronstar 2 G (Herbisida)
– Ekalux 5 G (Insektisida)
– Padacin 2/3 G (Insektisida)
– Basudin 10 G ((Insektisida)
– Gesapax 75 WDG (Herbisida)
– Ridomil 2 G (Fungisida)
Furadan 3 G adalah insektisida yang bisa berfungsi sebagai nematosida dan mitesida, juga sebagai fumigan yang mengandung 3% bahan aktif carnofuran. WDG (Water Dispersible Granule), butiran yang dapat didespersikan dalam air.
Padacin 2/3 mengandung Padan 2% dan Mipcin 3% (insektisida).
Komposisi Granule:
– Bahan Aktif
– Bahan pembawa (carrier), terdiri dari talk atau kwarsa
– Perekat
c). Bentuk debu (Dust)
Contohnya:
Sevin 5 D (insektisida) berbentuk debu. Menzate D (fungisida) dapat digunakan untuk memberantas Phylosticta sp. (cendawan) yang menyebabkan penyakit cacar pada daun cengkeh.
Komposisi Dust:
– bahan Aktif
– Zat pembawa seperti talk
d). Bentuk Tepung (Powder)
Contohnya:
– Antracol 70 WP (wettable powder) artinya pestisida berbentuk tepung yang dapat dicampur air, mengandung 70% bahan aktif.Antracol ini merupakan fungisida.
– Dithane M 45-80 WP (fungisida berbentuk tepung) artinya Dithane M 45 yang mengandung 80% bahan aktif dapat juga dicampur dengan air. Gesaprim 80 WP, herbisida berbentuk tepung yang dapat dicampur dengan air.
eramycin 21.6 SP adalah bacterisida berbentuk tepung yang mengandung 21.6% b/a (Oxytetracyeline HCL) yang larut dalam air.
– Dipel WP (insektisida) = Thuricide, berisi bahan aktif terdiri dari Spora toksin yang dihasilkan dari Bacillus thuringiniensis. Biasanya digunakan untuk memberantas ulat (Plutella)
– Sevin 85 SP (insektisida), solluble powder artinya pestisida berbentuk tepung yang mudah larut dalam air, mengandung 85% bahan aktif carbaryl.
-. Vondozeb 79 WP (fungisida)
Komposisi umum WP:
@ bahan Aktif
@ Zat Pembawa (tanah liat, talk)
e). Bentuk Oli
Contohnya:
– sevin 4 oil
– Basudin 90 SCO (Solluble Concentrate in Oil) artinya konsentrasi yang sudah dilarutkan dalam minyak. Basudin ini sudah dicampur dengan minyak. Digunakan untuk penyemprotan ULV (Ultra Low Volume) yang biasa melalui aerial spraying (menggunakan pesawat) atau ground spraying dengan menggunakan nozel microner artinya tidak perlu pakai air (untuk 1 Ha menggunakan 2 liter). Larutan minyaknya biasa semacam minyak tanah yaitu xylene, karosene, amioester.
f). Bentuk Pasta
Contohnya: Fosfor pastauntuk memberantas babi hutan atau tikus.
g). Bentuk Fumigansia
Fumigansia artinya zat atau campuran zat yang menghasilkan gas, uap, bau, asap untuk memberantas serangga, bakteri atau rodent.
Contoh dari Fumigansia:
– Methylbromide (CH3 Br) atau Ethylene dibromide (insektisida/fungisida), mula-mula berbentuk cairan, setelah kontak dengan udara berbentuk gas.
– Carbondisulfida (CS2) sebagai Rodentsida
– Asam belerang sebagai Rodentsida
– Gammexane dalam bentuk butiran (insektisida) bentuknya padat setapi setelah dibakar berbentuk gas
– Cartridge sebagai fumigan untuk Rodent, nama dagangnya Calusa (California USA)
Komposisi dari Cartridge diantaranya:
@ Sulfer (S) untuk membentuk SO2 (racun)
@ Serbuk gergaji dan tepung arang untuk membentuk CO2
@ Fosfor (P) untuk autooksidasi
@ NaNO3 untuk menyemburkan gas
– CH3Br, D.D., merupakan Fumigansia tanah
2. Cara Kerja Pestisida
Penggolongan Berdasarkan cara Kerja dari Pestisida, dibagi atas:
a). Golongan Pestisida Kontak
b). Golongan Pestisida Fumigan
c). Golongan Pestisida Sistemik
d). Golongan Pestisida Lambung
Penjelasannya secara terperinci sebagai berikut:
a). Golongan Pestisida Kontak
Pestisida golongan ini mempunyai daya bunuh setelah kena pada bagian tubuh jasad sasaran atau pada bagian gulma yang akan diberantasnya.
Contoh
Jenis insektisida Kontak :
– Folidol
– BHC
– Diazinon
– Baygon, biasa digunakan untuk serangga yang lincah
Jenis Herbisida Kontak :
– Diquat
– Paraquat (Gramoxone)
b). Golongan Pestisida Fumigan
Contoh
– Methyl bromide (insektisida/fungisida)
– Calusa, SC2 (rodentisida)
– Furadan berbentuk granule tetapi didalam kerjanya dapat bersifat sistemik dan bersifat fumigan, dan dapat pula sebagai pestisida kontak.
– DD sebagai fumigansia tanah untuk nematoda
c). Golongan Pestisida Sistemik
Insektisida yang sistemik ditranslokasikan kedalam bagian tanaman, tetapi tanaman tersebut tidak mati. Jika ada serangga yang menyerang atau menghisap bagian tanaman itu, maka serangga tersebut akan mati. demikian halnya dengan fungisida sistemik terhadap cendawan yang menyerang tanaman.
Contoh
– Furadan (insektisida sistemik)
– Dimecron (insektisida sistemik)
– Oxatine (fungisida sistemik)
– Kitazin (fungisida sistemik)
Herbisida yang sistemik yang diaplikasikan pada gulma sasaran akan ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma dan mematikan sel-sel yang dilaluinya.
Contoh
– Agroxone (MCPA = 4 Chloro – 2 – methylphenoxyacetic acid), herbisida yang dapat ditranslokasikan.
-Roundup, Herbisida sistemik yang broadspectrum.
d). Golongan Pestisida Lambung
Pestisida ini mempunyai daya bunuh setela lebih dulu dimakan oleh hama. Biasanya pestisida jenis ini ditujukan untuk serangga yang phytophag dan pholypag dan tidak begitu lincah gerakannya, atau diberikan dengan dicampur umpan untuk membunuh binatang pengerat.
Contoh
– Pharathion sebagai insektisida lambung
– Zinkfosfide, klerat, warfarin sebagai rodentisida lambung
3. Susunan Kimia
Penggolongan pestisida berdasarkan susunan kimia, dibagi atas dua golongan, yakni:
a). Pestisida Anorganik
b). Pestisida Organik (organik alam dan organik sintetik)
Berikut ini penjelasannya:
a). Pestisida Anorganik
Contoh
– B. B, tembaga oxichlorida (fungisida)
– Zinkfosfide, sulfide dioksida (rodentisida)
– Pb arsenat, Calsium arsenat (insektisida)
– Sodium Arsenat (herbisida)
b). Pestisida Organik alam, yang dibagi lagi dalam
Berasal dari Tanaman :
– Nikotin dari tanaman Nicotiana tabacum (insektisida)
– Pyrethrum, dari tanaman Chrysanthemum cinerariefolium, C. roseum (insektisida)
– Rotenon, dari tanaman Derris elliptica (insektisida)
– Redsquill, dari tanaman Urgenia Maritina (Rodentisida).
Berasal dari Mikrobia :
– Dipel (Thuricide) yang mengandung spora dari Bacillus thuringiensis yang mengandung toksin
– Tetracycline, (berasal dari Streptomycesrimosus)
c). Senyawa Organin Sintetik, terdiri atas:
– Senyawa organochlorin
Contoh : DDT, aldrin, BHC (insektisida) & Kelthane (akarisida)
– senyawa Organofosfor
Contoh : Diazinon, Dimecron (insektisida) & Nemacure (nematosida)
– Senyawa Carbamat
Contoh : Sevin (insektisida) & Dithane (fungisida)
– Sintetik pyrethroid.
Contoh :
1). Allethrin yaitu pyrethrin buatan (insektisida)
2). Decis termasuk pyrethrin buatan (insektisida)
– Senyawa Comorin
Contoh :
1). Warfarin
2). Tomorin
– senyawa Miscellaneous Fumigan
Contoh :
1). Methylbromide (insektisida, nematosida, rodentisida, herbisida)
2). Formaldehide (fungisida)
3). Formalin (nematosida, bacterisida)
4). Carbonsulfida (Rodentisida)
– Senyawa Tradisional
Contoh : Sabun, minyak tanah dan air dengan proses pembuatan yang khusus
V. MACAM PESTISIDA dan SIFATNYA
Macam-macam Pestisida
1. Berdasarkan jenis sasarannya, maka pestisida terdiri dari :
a). Insektisida : untuk membunuh serangga
Contoh : Thiodan, Nikotin (insektisida asal tanaman), Furadan, Leadarsenate, Sevin, Toxaphene, Diazinon, Desis (insektisida Pyrethroid), Dipel (insektisida asal mikrobia)
b). Fungisida : Untuk membunuh cendawan (fungitoksik) atau dapat menejan pertumbuhan cendawan (fungiastatik)
Contoh : Cupravit, Dithane, Benlate, Antracol, Perenox, Difolatan, Blasticidin.
c). Rodentisida : untuk membunuh binatang pengerat
Contoh : Zinkfosfid, Warfarin, Diphacin, Klerat
d). Herbisida : Untuk memberantas gulma
Contoh : Gramoxon, 2,4-D Dalapon, Roundup, Vapam
e). Bakterisida : untuk membunuh bakteri
Contoh : Bacticine, Trichlorophenol, Agrimycin, Agrept, tetracycline, Streptomycin.
f). Acarisida/Mitecide : untuk membunuh tungau
Contoh : Kelthane, Trithion
g). Larvasida : untuk membunuh ulat
Contoh : Fenthion, Dipel (Thuricide)
h). Nematosida : untukmembunuh mematoda
Contoh ; nemacur, Furadan, Nemagon, D.D., Methylbromide, Vapam
i). Molluscicide : untuk membunuh siput
Contoh : Morestan, PLP
j). Aphisida : untuk membunuh aphid
Contoh : Basudin 60 EC, Dimecron 50 SCW
k). Virusida : untuk membunuh virus
Contoh : Tetracycline untuk beberapa jenis virus
l). Piscisida : untuk membunuh ikan tertentu
Contoh : Sqouxinuntuk Cyprinidae
m). Avisida : untuk membunuh burung tertentu
Contoh : Avitrol untuk burung kakatua
n). Antibiotik : adalah zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme seperti bakteri dan cendawan yang mempunyai kemampuan dalam menekan perkembangan atau membasmi penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun disebabkan oleh cendawan tertentu.
Contoh :
– Teramycin untuk memberantas bakteri
– Blasticidin, Actidione untuk memberantas cendawan
o). Algisida : untuk memberantas algae
Contoh : Dimanin
p). Fumigansia : pestisida yang dalam penggunaannya dalam bentuk gas, uap dan asap
Contoh : Methylbromide, Phostoxin, D.D., Carbon disulpidem Quickphost
2. berdasarkan akibatnya Terhadap sasaran
a). PGR (plant Growth Regulator), pengatur tumbuh. Bisa memperlambat, menghentikan atau mempercepat pertumbuhan
Contoh
– Phospon, untuk menekan memanjangnya batang atau tunas
– Ethrel 40 PGR, untuk merangsang keluarnya bunga dan buah
– Ethrel 10 LS, untuk mempercepat keluarnya latex
– Gibbrellin, untuk merangsang pertunasan yang seragam
=======
b). Soil sterilant, untuk mensterilkan tanah dari jasad renik dan ataua biji-biji gulma.
Contoh : Ammoniumthiacianate, methylbromide
c). Disinfectant, zat pembasmi bakteri dan jasad renik lainnya sebagai penyebab penyakit.
Contoh : Trichlorophenol, sodiumbisulfat
d). Disinfestant, zat pembasmi hama untuk serangga, tungao, glma, roden dan organisme bersel banyak lainnya
e). Chemosterilant, zat untuk memandulkan
Contoh :
– Ornitrol, untuk mensterilkan burung dara
– Apholate, pensteril lalat rumah
f). Pengawet Kayu
Contoh : PCp (Penta Chloropenol)
g). Attractant, zat yang baunya untuk penarik hama atau serangga dari jarak tertentu dan dapat digunakan untuk menangkapnya atau membunuhnya dalam perangkap.
Contoh :
– Methyleugenol, sebaga insect atractant
– Sexpheromone, zat yang disekresikan oleh sejenis serangga dengan maksud untuk menarik lawan jenisnya (Hexadecadienol)
h). Repellent, zat sebagai penolak atau penghalang hama
Contoh :
– Kamper untuk penolak kutu
– Minyak sereh untuk menolak nyamuk
– Avitrol untuk menolak burung
– Ethyl hexamida untuk menolak nyamuk
– Paper mulch (yang mengkilap) dapat menolak serangan serangga tertentu
i). Sticker, zat perekat agar pestisida tahan terhadap angin dan hujan
Contoh :
– Teepol, insectisida dicampur dengan zat ini supaya merekat (2 cc zat perekat untuk setiap liter insektisida
– Adjuvan T.
j). Surfactant dan spreading agent, untuk meratakan pestisida dipermukaan daun
Contoh : Triton, Surfynol
k). Soil fumigant
Contoh : Methilbromide (CH3BrI, D.D.
l). Inhibitor untuk menekan pertumbuhan batang atau tunas
Contoh : Phospon
m). Seedtreatment (perlakuan benih)
Contoh :
– Insecticidal, misal : Sevin 85 S, Citrolane 2 G
– Fungicidal, misal : Ridomil 35 S.D. (s.d. =seed dressing)
– Nematicidial, misal : Nemacur
n). Defoliant untuk menggugurkan daun dalam memudahkan panen (panen kapas)
Contoh : Arsenic acid, Folex, DEF
o). Desicant, untuk mengeringkan daun atau sebagian tanaman
Contoh : Arsenic Acid
p). Plant stimulant, untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah
Contoh : Atonik, ethrel 10 LS.
Sejak puluhan abad yang lalu, pestisida telah digunakan sebagai bahan pemberantas hama tanaman dalam melindungi tanaman. Kapur dan abu kayu pada kira-kira tahun 1200 sebelum masehi, telah digunakan untuk memberantas hama gudang dan demikian pula benih-benih tanaman telah diberi perlakuan dengan ekstrak tanaman maupun dengan pengasapan untuk melindungi dari gangguan serangan hama.
Belerang telah lama diketahui mempunyai pengaruh dalam usaha memberantas penyakit tanaman. Pada permulaan abad pertama telah dianjurkan penggunaan AS2O3 untuk melindungi Panama. Nikotin telah ditemukan sebagai insektisida dalam tahun 1783. Ekstrak Pyrethrum belum diketemukan sebagai insektisida adalah tahu 1840.
Ekstrak Pyrethrum diketemukan sebagai insektisida dalam tahun 1840. Dalam tahun 1885 Bordeaux mixture (BB) yang merupakan campuran senyawa terusi dengan kapur diketemukan secara kebetulan sebagai fungisida untuk memberantas sendawa pada tanaman anggur. HCN pertama kali digunakan dan 1886 untuk fumigasi tanaman jeruk di California. Senyawa anorganik Timbalarsenat muncul pada tahun 1809 untuk menyemprot hama di kebun buah-buahan.
Sedang Sodiumarsenat sebagai herbisida dikenal tahun 1900 sebagai soil sterilant. Kemudian dalam tahun 1927 Rotenon dikenal sebagai insektisida. Dalam tahun 1992 diketemukan insektisida sintetis pertama yang diintroduksi sebagai bahan penyemprot nyamuk. BHC (Benzen Hexa Chlorida) atau HCH (Hexa Chloro Hezan) sebagai insektisida diketahui sejak tahun 1933.
Selanjutnya dalam tahun 1939 DTT (Dichloro Diphenyl Trichloroetane) dikenal sebagai insektisida yang ampuh (karena persistensinya yang tinggi tidak digunakan lagi dibidang pertanian). Senyawa organophospor pertama kali muncul dalam tahun 1945, hasil industri Jerman yang menemukan TEPP, Parathion kemudian malathion. Sedang diazinon diketemukan di swiss.
Setelah itu banyak perusahaan kimia mengadakan penelitian di bidang perlindungan tanaman dan sejak itu ribuan senyawa organik sintetik banyak diproduksi untuk keperluan pengendali hama penyakit tanaman seperti serangga, cendawan, gulma, nematoda metode rodent dan lain-lain.
II. PERANAN PESTISIDA
Meningkatnya jumlah penduduk dunia yang tidak seimbang dengan laju kenaikan produksi makanan serta banyaknya kehilangan hasil pertanian yang diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit merupakan tantangan untuk berusaha agar bertambahnya penduduk dapat diimbangi dengan meningkatnya produksi makanan.
Kehilangan hasil tanaman dunia mencapai kira-kira 33% yang disebabkan oleh :
1. Hama 13%
2. Penyakit 11%
3. Gulma 9%
Telah diketahui bahwa negara-negara yang telah maju menunjukkan angka kehilangan hasil oleh gangguan hama penyakit tanaman yang kecil.
– Eropa 23%
– Amerika 29%
Bila dibandingkan dengan negara -negara berkembang
– Asia 43%
– Afrika 42%
Negara-negara yang sudah maju sudah biasa menggunakan pestisida dalam usaha meningkatkan hasil pertaniannya.
Penggunaan pestisida dalam pertanian telah menunjukkan kemampuannya didalam menanggulangi dan mengurangi merosotnya hasil akibat Serangan hama dan penyakit. Dan sejarah telah menunjukkan bahwa dengan adanya pestisida, beberapa negara yang nyaris akan kelaparan karena terjadinya peletusan hama dapat terhindarkan.
Pada saat timbulnya eksplosi hama, pestisida memegang peranan sangat penting, karena pestisida dapat menekan hama dalam waktu singkat, lebih mudah diaplikasikannya dan relatif murah biayanya.
Ruang lingkup Pestisida bukan saja pada bidang pertania dalam arti sempit, akan tetapi juga mencakup pula bidang-bidang dibawah ini:
1. Perhutanan
2. Peternakan
3. Perikanan
4. Perkebunan
5. Rumah Tangga
6. Kesehatan
7. Angkutan
8. Angkutan
9. Industri
10.Bangunan
Pestisida telah membantu kita dalam meningkatkan produksi bahan makanan, bahan bangunan, industri dan telah melindungi kita dari gangguan kesehatan. Tetapi, kita pun sadar bahwa pestisida itu adalah racun yang Dalam penggunaannya harus dilaksanakan dengan bijaksana sesuai dengan aturan dan petunjuk sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan tapi efektif dalam memberantas jasad sasaran. Karena itu, sifat-sifat pestisida dan cara cara menggunakannya perlu diketahui dan dipahami dengan seksama
III. DEFINISI PESTISIDA
Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida. Pest meliputi hama penyakit secara luas. Sida berasal dari kata ceado = membunuh.
Definisi Pestisida Menurut P.P. No. 7 Tahun 1973
Adapun definisi menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 adalah sebagai berikut:
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanama, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tidak termasuk pupuk)
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan dan ternak
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga bangunan dan alat-alat angkutan, alat-alat pertanian
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan menggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Macam-macam pestisida menurut jasad yang menjadi sasaran pemberantasan adalah:
– Insektisida
– Akarisida
– Nematisida
– Molluscisida
– Lampresida
– Herbisida
– Piscisida
– Fungisida
– Bakterisida
– Rodentisida
– Antibiotika
– Virusida
– avisida
– Larvisida
Definisi Pestisida menurut The United Stated Federal Environmental Pesticide Control Act sebagai berikut:
1. Semua zat atau campuran zat khusus untuk memberantas, mencegah atau menangkis gangguan dari serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan bitang lainnya.
2. Semua zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.
IV. PENGGOLONGAN PESTISIDA
Dalam garis besarnya pestisida digolongkan berdasarkan:
1. Formulasi
2. cara Kerja
3. Susunan Kimia
Berikut ini kami jelaskan secara detail:
1. Penggolongan Berdasarkan Formulasi
a). Bentuk Cairan
Contohnya:
– Diazinon (Basudin) 60 EC
– Dimecron 30 EC (30 ES)
– Azodrin 15 WSC
– Folidol 300 E
– Dusrban 155 E
– Brantasan 450/300 EC
– Rilof 500 EC (Herbisida)
– Ronstar 25 EC (Herbisida)
– Terrazole 25 EC (Fungisida)
– Decis 2,5 EC (Insektisida)
– Morocide 40 EC (Akarisida)
Diazinon 60 EC mengandung 60% bahan aktif (active ingredient). E.C. artinya emulsifiable concreate yang berarti pestisida pekat (cairan pekat) yang bisa dicampur dengan air dan membentuk emulsi. kadang-kadang ditulis Diazinon 60 ES (Emulsifiable Solution) artinya larutan yang bisa di emulsikan (bila dicampur air).
Azodrin 15 WSC (Water Soluble Concreate) artinya pestisida pekat dapat dilarutkan dalam air.
Folidol 300 E (Emulsifiable) artinya dapat diemulsikan. Folidod ini mengandung 30% bahan aktif. Brantasan 450/300 EC mengandung 45% Diazinon dan 30% BPMC (Buthyl Phenyl Methyl Carbamat). Dursban 155 E Mengandung Chlorpirifos 150 g/l dan B.P.M.C. 50 g/l. Angka yang tercantum pada nama pestisida biasanya menunjukkan kadar prosentase bahan aktif yang dikandungnya. Bila angka ini lebih dari 90% disebut pestisida murni (technical grade) misal Dimecron 90 EC.
Komposisi umum dari EC:
– Bahan Aktif
– Pelarut (xylene)
– bahan Perata
b). Bentuk Butiran
Contohnya:
– Nemacur 5 G (Nematosida)
– Furadan 3 G (Insektisida/nematosida)
– Ronstar 2 G (Herbisida)
– Ekalux 5 G (Insektisida)
– Padacin 2/3 G (Insektisida)
– Basudin 10 G ((Insektisida)
– Gesapax 75 WDG (Herbisida)
– Ridomil 2 G (Fungisida)
Furadan 3 G adalah insektisida yang bisa berfungsi sebagai nematosida dan mitesida, juga sebagai fumigan yang mengandung 3% bahan aktif carnofuran. WDG (Water Dispersible Granule), butiran yang dapat didespersikan dalam air.
Padacin 2/3 mengandung Padan 2% dan Mipcin 3% (insektisida).
Komposisi Granule:
– Bahan Aktif
– Bahan pembawa (carrier), terdiri dari talk atau kwarsa
– Perekat
c). Bentuk debu (Dust)
Contohnya:
Sevin 5 D (insektisida) berbentuk debu. Menzate D (fungisida) dapat digunakan untuk memberantas Phylosticta sp. (cendawan) yang menyebabkan penyakit cacar pada daun cengkeh.
Komposisi Dust:
– bahan Aktif
– Zat pembawa seperti talk
d). Bentuk Tepung (Powder)
Contohnya:
– Antracol 70 WP (wettable powder) artinya pestisida berbentuk tepung yang dapat dicampur air, mengandung 70% bahan aktif.Antracol ini merupakan fungisida.
– Dithane M 45-80 WP (fungisida berbentuk tepung) artinya Dithane M 45 yang mengandung 80% bahan aktif dapat juga dicampur dengan air. Gesaprim 80 WP, herbisida berbentuk tepung yang dapat dicampur dengan air.
eramycin 21.6 SP adalah bacterisida berbentuk tepung yang mengandung 21.6% b/a (Oxytetracyeline HCL) yang larut dalam air.
– Dipel WP (insektisida) = Thuricide, berisi bahan aktif terdiri dari Spora toksin yang dihasilkan dari Bacillus thuringiniensis. Biasanya digunakan untuk memberantas ulat (Plutella)
– Sevin 85 SP (insektisida), solluble powder artinya pestisida berbentuk tepung yang mudah larut dalam air, mengandung 85% bahan aktif carbaryl.
-. Vondozeb 79 WP (fungisida)
Komposisi umum WP:
@ bahan Aktif
@ Zat Pembawa (tanah liat, talk)
e). Bentuk Oli
Contohnya:
– sevin 4 oil
– Basudin 90 SCO (Solluble Concentrate in Oil) artinya konsentrasi yang sudah dilarutkan dalam minyak. Basudin ini sudah dicampur dengan minyak. Digunakan untuk penyemprotan ULV (Ultra Low Volume) yang biasa melalui aerial spraying (menggunakan pesawat) atau ground spraying dengan menggunakan nozel microner artinya tidak perlu pakai air (untuk 1 Ha menggunakan 2 liter). Larutan minyaknya biasa semacam minyak tanah yaitu xylene, karosene, amioester.
f). Bentuk Pasta
Contohnya: Fosfor pastauntuk memberantas babi hutan atau tikus.
g). Bentuk Fumigansia
Fumigansia artinya zat atau campuran zat yang menghasilkan gas, uap, bau, asap untuk memberantas serangga, bakteri atau rodent.
Contoh dari Fumigansia:
– Methylbromide (CH3 Br) atau Ethylene dibromide (insektisida/fungisida), mula-mula berbentuk cairan, setelah kontak dengan udara berbentuk gas.
– Carbondisulfida (CS2) sebagai Rodentsida
– Asam belerang sebagai Rodentsida
– Gammexane dalam bentuk butiran (insektisida) bentuknya padat setapi setelah dibakar berbentuk gas
– Cartridge sebagai fumigan untuk Rodent, nama dagangnya Calusa (California USA)
Komposisi dari Cartridge diantaranya:
@ Sulfer (S) untuk membentuk SO2 (racun)
@ Serbuk gergaji dan tepung arang untuk membentuk CO2
@ Fosfor (P) untuk autooksidasi
@ NaNO3 untuk menyemburkan gas
– CH3Br, D.D., merupakan Fumigansia tanah
2. Cara Kerja Pestisida
Penggolongan Berdasarkan cara Kerja dari Pestisida, dibagi atas:
a). Golongan Pestisida Kontak
b). Golongan Pestisida Fumigan
c). Golongan Pestisida Sistemik
d). Golongan Pestisida Lambung
Penjelasannya secara terperinci sebagai berikut:
a). Golongan Pestisida Kontak
Pestisida golongan ini mempunyai daya bunuh setelah kena pada bagian tubuh jasad sasaran atau pada bagian gulma yang akan diberantasnya.
Contoh
Jenis insektisida Kontak :
– Folidol
– BHC
– Diazinon
– Baygon, biasa digunakan untuk serangga yang lincah
Jenis Herbisida Kontak :
– Diquat
– Paraquat (Gramoxone)
b). Golongan Pestisida Fumigan
Contoh
– Methyl bromide (insektisida/fungisida)
– Calusa, SC2 (rodentisida)
– Furadan berbentuk granule tetapi didalam kerjanya dapat bersifat sistemik dan bersifat fumigan, dan dapat pula sebagai pestisida kontak.
– DD sebagai fumigansia tanah untuk nematoda
c). Golongan Pestisida Sistemik
Insektisida yang sistemik ditranslokasikan kedalam bagian tanaman, tetapi tanaman tersebut tidak mati. Jika ada serangga yang menyerang atau menghisap bagian tanaman itu, maka serangga tersebut akan mati. demikian halnya dengan fungisida sistemik terhadap cendawan yang menyerang tanaman.
Contoh
– Furadan (insektisida sistemik)
– Dimecron (insektisida sistemik)
– Oxatine (fungisida sistemik)
– Kitazin (fungisida sistemik)
Herbisida yang sistemik yang diaplikasikan pada gulma sasaran akan ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma dan mematikan sel-sel yang dilaluinya.
Contoh
– Agroxone (MCPA = 4 Chloro – 2 – methylphenoxyacetic acid), herbisida yang dapat ditranslokasikan.
-Roundup, Herbisida sistemik yang broadspectrum.
d). Golongan Pestisida Lambung
Pestisida ini mempunyai daya bunuh setela lebih dulu dimakan oleh hama. Biasanya pestisida jenis ini ditujukan untuk serangga yang phytophag dan pholypag dan tidak begitu lincah gerakannya, atau diberikan dengan dicampur umpan untuk membunuh binatang pengerat.
Contoh
– Pharathion sebagai insektisida lambung
– Zinkfosfide, klerat, warfarin sebagai rodentisida lambung
3. Susunan Kimia
Penggolongan pestisida berdasarkan susunan kimia, dibagi atas dua golongan, yakni:
a). Pestisida Anorganik
b). Pestisida Organik (organik alam dan organik sintetik)
Berikut ini penjelasannya:
a). Pestisida Anorganik
Contoh
– B. B, tembaga oxichlorida (fungisida)
– Zinkfosfide, sulfide dioksida (rodentisida)
– Pb arsenat, Calsium arsenat (insektisida)
– Sodium Arsenat (herbisida)
b). Pestisida Organik alam, yang dibagi lagi dalam
Berasal dari Tanaman :
– Nikotin dari tanaman Nicotiana tabacum (insektisida)
– Pyrethrum, dari tanaman Chrysanthemum cinerariefolium, C. roseum (insektisida)
– Rotenon, dari tanaman Derris elliptica (insektisida)
– Redsquill, dari tanaman Urgenia Maritina (Rodentisida).
Berasal dari Mikrobia :
– Dipel (Thuricide) yang mengandung spora dari Bacillus thuringiensis yang mengandung toksin
– Tetracycline, (berasal dari Streptomycesrimosus)
c). Senyawa Organin Sintetik, terdiri atas:
– Senyawa organochlorin
Contoh : DDT, aldrin, BHC (insektisida) & Kelthane (akarisida)
– senyawa Organofosfor
Contoh : Diazinon, Dimecron (insektisida) & Nemacure (nematosida)
– Senyawa Carbamat
Contoh : Sevin (insektisida) & Dithane (fungisida)
– Sintetik pyrethroid.
Contoh :
1). Allethrin yaitu pyrethrin buatan (insektisida)
2). Decis termasuk pyrethrin buatan (insektisida)
– Senyawa Comorin
Contoh :
1). Warfarin
2). Tomorin
– senyawa Miscellaneous Fumigan
Contoh :
1). Methylbromide (insektisida, nematosida, rodentisida, herbisida)
2). Formaldehide (fungisida)
3). Formalin (nematosida, bacterisida)
4). Carbonsulfida (Rodentisida)
– Senyawa Tradisional
Contoh : Sabun, minyak tanah dan air dengan proses pembuatan yang khusus
V. MACAM PESTISIDA dan SIFATNYA
Macam-macam Pestisida
1. Berdasarkan jenis sasarannya, maka pestisida terdiri dari :
a). Insektisida : untuk membunuh serangga
Contoh : Thiodan, Nikotin (insektisida asal tanaman), Furadan, Leadarsenate, Sevin, Toxaphene, Diazinon, Desis (insektisida Pyrethroid), Dipel (insektisida asal mikrobia)
b). Fungisida : Untuk membunuh cendawan (fungitoksik) atau dapat menejan pertumbuhan cendawan (fungiastatik)
Contoh : Cupravit, Dithane, Benlate, Antracol, Perenox, Difolatan, Blasticidin.
c). Rodentisida : untuk membunuh binatang pengerat
Contoh : Zinkfosfid, Warfarin, Diphacin, Klerat
d). Herbisida : Untuk memberantas gulma
Contoh : Gramoxon, 2,4-D Dalapon, Roundup, Vapam
e). Bakterisida : untuk membunuh bakteri
Contoh : Bacticine, Trichlorophenol, Agrimycin, Agrept, tetracycline, Streptomycin.
f). Acarisida/Mitecide : untuk membunuh tungau
Contoh : Kelthane, Trithion
g). Larvasida : untuk membunuh ulat
Contoh : Fenthion, Dipel (Thuricide)
h). Nematosida : untukmembunuh mematoda
Contoh ; nemacur, Furadan, Nemagon, D.D., Methylbromide, Vapam
i). Molluscicide : untuk membunuh siput
Contoh : Morestan, PLP
j). Aphisida : untuk membunuh aphid
Contoh : Basudin 60 EC, Dimecron 50 SCW
k). Virusida : untuk membunuh virus
Contoh : Tetracycline untuk beberapa jenis virus
l). Piscisida : untuk membunuh ikan tertentu
Contoh : Sqouxinuntuk Cyprinidae
m). Avisida : untuk membunuh burung tertentu
Contoh : Avitrol untuk burung kakatua
n). Antibiotik : adalah zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme seperti bakteri dan cendawan yang mempunyai kemampuan dalam menekan perkembangan atau membasmi penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun disebabkan oleh cendawan tertentu.
Contoh :
– Teramycin untuk memberantas bakteri
– Blasticidin, Actidione untuk memberantas cendawan
o). Algisida : untuk memberantas algae
Contoh : Dimanin
p). Fumigansia : pestisida yang dalam penggunaannya dalam bentuk gas, uap dan asap
Contoh : Methylbromide, Phostoxin, D.D., Carbon disulpidem Quickphost
2. berdasarkan akibatnya Terhadap sasaran
a). PGR (plant Growth Regulator), pengatur tumbuh. Bisa memperlambat, menghentikan atau mempercepat pertumbuhan
Contoh
– Phospon, untuk menekan memanjangnya batang atau tunas
– Ethrel 40 PGR, untuk merangsang keluarnya bunga dan buah
– Ethrel 10 LS, untuk mempercepat keluarnya latex
– Gibbrellin, untuk merangsang pertunasan yang seragam
=======
b). Soil sterilant, untuk mensterilkan tanah dari jasad renik dan ataua biji-biji gulma.
Contoh : Ammoniumthiacianate, methylbromide
c). Disinfectant, zat pembasmi bakteri dan jasad renik lainnya sebagai penyebab penyakit.
Contoh : Trichlorophenol, sodiumbisulfat
d). Disinfestant, zat pembasmi hama untuk serangga, tungao, glma, roden dan organisme bersel banyak lainnya
e). Chemosterilant, zat untuk memandulkan
Contoh :
– Ornitrol, untuk mensterilkan burung dara
– Apholate, pensteril lalat rumah
f). Pengawet Kayu
Contoh : PCp (Penta Chloropenol)
g). Attractant, zat yang baunya untuk penarik hama atau serangga dari jarak tertentu dan dapat digunakan untuk menangkapnya atau membunuhnya dalam perangkap.
Contoh :
– Methyleugenol, sebaga insect atractant
– Sexpheromone, zat yang disekresikan oleh sejenis serangga dengan maksud untuk menarik lawan jenisnya (Hexadecadienol)
h). Repellent, zat sebagai penolak atau penghalang hama
Contoh :
– Kamper untuk penolak kutu
– Minyak sereh untuk menolak nyamuk
– Avitrol untuk menolak burung
– Ethyl hexamida untuk menolak nyamuk
– Paper mulch (yang mengkilap) dapat menolak serangan serangga tertentu
i). Sticker, zat perekat agar pestisida tahan terhadap angin dan hujan
Contoh :
– Teepol, insectisida dicampur dengan zat ini supaya merekat (2 cc zat perekat untuk setiap liter insektisida
– Adjuvan T.
j). Surfactant dan spreading agent, untuk meratakan pestisida dipermukaan daun
Contoh : Triton, Surfynol
k). Soil fumigant
Contoh : Methilbromide (CH3BrI, D.D.
l). Inhibitor untuk menekan pertumbuhan batang atau tunas
Contoh : Phospon
m). Seedtreatment (perlakuan benih)
Contoh :
– Insecticidal, misal : Sevin 85 S, Citrolane 2 G
– Fungicidal, misal : Ridomil 35 S.D. (s.d. =seed dressing)
– Nematicidial, misal : Nemacur
n). Defoliant untuk menggugurkan daun dalam memudahkan panen (panen kapas)
Contoh : Arsenic acid, Folex, DEF
o). Desicant, untuk mengeringkan daun atau sebagian tanaman
Contoh : Arsenic Acid
p). Plant stimulant, untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah
Contoh : Atonik, ethrel 10 LS.
Posting Komentar