Salam pertanian. Sejak tahun 2000-an penggunaan fungisida golongan azol, seperti score, anvile, topcore, folicur, opus, danvil, booster dan lain sebagainya mulai memasuki tanaman padi. Hal ini dipelopori oleh PT Sygenta yang mulai memperkenalkan Score 250 ec untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman padi (hawar pelepah helmintosporium, bercak daun cercospora dan bercak daun alternaria). Sejak itulah fungisida golongan azol yang tadinya diperuntukkan hanya untuk tanaman hortikultura akhirnya petani secara umum menggunakannya untuk mengendalikan penyakit pada tanaman padi.
Sebenarnya fenomena penggunaan fungisida azol pada tanaman padi oleh petani bukan didasari oleh keinginan mengendalikan penyakit di pertanaman padi mereka. Para petani tertarik menggunakan fungisida ini karena efek samping yang ditimbulkan oleh fungisida azol ini. Biasanya setelah aplikasi fungisida azol dua kali yaitu saat tanaman padi berumur kurang lebih 45 hst dan 65 hst tanaman padi akan terlihat menguning (daun, pelepah, daun bendera dan bulir padinya). Hal inilah yang menjadi daya tarik oleh petani sehingga mereka menyebut fungisida ini sebagai booster padi (booster=alat yang biasa di untuk menjernihkan gambar pada TV).
Semenjak animo petani terbentuk untuk menggunakan fungisida azol pada tanaman padi maka berbondong-bondong perusahaan pestisida lain mengikuti langkah-langkah PT Sygenta ini. Perusahaan yang mengikutinya antara lain PT Bayer Cropscience (Folicur 25 WP[Tebuconazole], Folicur 250 EC[Tebuconazole], Bayleton 250 EC[Triadimefon]), Nufarm (Booster), Indagro (Top core), BASF (Opus), Dalzon (danvil) dll. Mereka berjuang memperebutkan pasar fungisida azol di tanaman padi.
Dari semua perusahaan tersebut semua mengunggulkan produknya masing-masing. Mereka mengeklaim kalo produknyalah yang paling mampu meningkatkan produksi paling tinggi untuk tanaman padi mereka. Yach namannya jualan obat, he he......
Kali ini yang akan saya bahas adalah bukan sejarah perkembangan fungisida azol melainkan efek samping fungisida tersebut pada pertumbuhan tanaman. Fungsi utama penggunaan fungisida azol pada tanaman adalah untuk mengendalikan penyakit pada tanaman tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri dari beberapa kali pengamatan lapangan hasil demplot beberapa produk fungisida azol tersebut ada semacam efek samping yang ditimbulkan pada pertumbuhannya. Yaitu bahwa fungisida golongan azol ini mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan akan mempercepat proses pertumbuhan generatif. Kesimpulan ini bisa saya ambil dari beberapa fenomena lapangan:
Ketika Fungisida azol ini kita aplikasikan pada tanaman padi, padi akan mengeras batangnya, daun menguning termasuk daun bendera dan bulir juga cepat menguning.
Ketika kita aplikasikan pada tanaman semangka muda (umur kurang lebih 1 minggu) tanaman akan berhenti tumbuh, daun kaku bahkan daun pucuk mengering.
Jika kita aplikasikan pada tanaman kacang panjang atau mentimun saat awal pembungaan keluarnya bunga tanaman ini juga akan terpacu dan lebih serempak.
Karena fungisida ini mempunyai efek samping penghambatan fase pertumbuhan vegetatif tanaman dan merangsang pertumbuhan generatif tanaman maka sangat disarankan supaya tidak sembarangan mengaplikasi fungisida azol ini. Disarankan dalam mengaplikasikan fungisida azol ini sebaiknya menunggu saat tanaman memasuki pertumbuhan generatif (mulai berbunga).
Maksud dan tujuan penulisan artikel ini bukan lain hanyalah supaya petani lebih hati-hati dan lebih bijaksana dalam penggunaan fungisida golongan azol pada tanaman mereka. Dan akhir kata semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Dikutip dari : http://bertanimandiri.blogspot.com/2011/01/efek-samping-fungisida-golongan-azol.html
Berdasarkan dari golongannya, Fungisida golongan Azole ada 62 jenis bahan aktif :
1,2,4-triazole
1,2,4-Triazole-1-yl- acetic acid
1-(2-(2-Chlorobenzyl)-2-hydroxy-3,3-dimethylbutyl)-1,2,4-triazole
1-(4-phenyl phenoxy)-1-(1,2,4-triazole-1)-3,3-dimethyl butane-2-ol
1-H-1,2,4-triazole-1-yl-acetic acid hydrochloride
2-(2'-hydroxy-5-methyl phenyl)-benzotriazole
4-(4-Chloro-2-cyano-1H-imidazol-5-yl)benzoic acid
4-Chloro-5-(4-methylphenyl)-1H-imidazole-2-carbonitrile
4-Chloro-5-(4-methylphenyl)-1H-imidazole-2-carboxamide (A metabolite of
4-Chloro-5-(4-methylphenyl)-1H-imidazole-2-carboxylic acid
Azaconazole
Banrot (Terrazole with Thiophanate-methyl)
Bitertanol
Bromuconazole
Bromuconazole 46
Bromuconazole 47
Cyazofamid
Cyproconazole
Difenoconazole
Difenokonazol (Difenoconazole), yang digunakan oleh Syngeta pada merek dagangnya Score 250 EC
Diniconazole
Econazole
Econazole nitrate
Etaconazole
Fenapanil
Fenbuconazole
Fluotrimazole
Fluquinconazole
Flusilazole
Flutriafol
Furconazole
Furconazole-cis
Hexaconazole
Imazalil
Imazalil sulfate
Imibenconazole
Ipconazole
Metconazole
Metronidazole
Myclobutanil
Paclobutrazol
Pefurazoate
Penconazole
Prochloraz
Prochloraz - manganese complex (4:1)
Prochloraz copper chloride complex
Prochloraz zinc complex
Propiconazole
Propiconazole I
Propiconazole II
Prothioconazole
R 23 979 Imazalil base
Tebuconazole
Tebuconazole, yang digunakan oleh Bayer Crop Science pada merek dagangnya Folicur 25 WP & Folicur 250 EC. Cara kerja Tebuconazole adalah dengan cara memblokir jalan untuk sintesis sterol. Hasil dari interfensi pada fungsi lapisan ini secara pasti akan menyebabkan kematian untuk jamur berbahaya. Gambar Struktur Molekul Kimia Tebuconazole :
Terrazole
Tetraconazole
Thiadiazole copper
Triadimefon
Bahan aktif ini digunakan oleh Bayer Crop Science pada merk dagangnya Bayleton 250 EC dengan Komposisi Triadimefon 250 g/l. Fungisida triazole sistemik pertama yang memiliki spektrum luas, sangat efektif untuk mengontrol Ascomycetes, Basidiomycetes dan Fungi Imperfecti. Bayleton adalah fungisida yang sangat efektif dengan aktivitas sistematis, contohnya, bahan aktifnya dapat diserap dengan baik oleh tanaman dan disebarkan di dalam sistem tanaman. Bayleton efektif untuk mengatasi penyakit seperti white root, rust dan powdery mildew. Bayleton memberikan perlindungan, efek penyembuhan dan juga benar-benar membasmi penyakit. Bayleton menghambat dan mengintervensi pertumbuhan appresoria dan haustoria, pertumbuhan dari mycelium dan pembentukan spora. Fungisida ini diserap dengan sangat cepat oleh tanaman. Gambar Struktur Molekul Kimianya :
Triadimenol
Triazbutil
Tricyclazole
Triflumizole
Triticonazole
Uniconizole-P
Referensi :
http://www.pesticideinfo.org/
http://www.pesticideinfo.org/
Sebenarnya fenomena penggunaan fungisida azol pada tanaman padi oleh petani bukan didasari oleh keinginan mengendalikan penyakit di pertanaman padi mereka. Para petani tertarik menggunakan fungisida ini karena efek samping yang ditimbulkan oleh fungisida azol ini. Biasanya setelah aplikasi fungisida azol dua kali yaitu saat tanaman padi berumur kurang lebih 45 hst dan 65 hst tanaman padi akan terlihat menguning (daun, pelepah, daun bendera dan bulir padinya). Hal inilah yang menjadi daya tarik oleh petani sehingga mereka menyebut fungisida ini sebagai booster padi (booster=alat yang biasa di untuk menjernihkan gambar pada TV).
Semenjak animo petani terbentuk untuk menggunakan fungisida azol pada tanaman padi maka berbondong-bondong perusahaan pestisida lain mengikuti langkah-langkah PT Sygenta ini. Perusahaan yang mengikutinya antara lain PT Bayer Cropscience (Folicur 25 WP[Tebuconazole], Folicur 250 EC[Tebuconazole], Bayleton 250 EC[Triadimefon]), Nufarm (Booster), Indagro (Top core), BASF (Opus), Dalzon (danvil) dll. Mereka berjuang memperebutkan pasar fungisida azol di tanaman padi.
Dari semua perusahaan tersebut semua mengunggulkan produknya masing-masing. Mereka mengeklaim kalo produknyalah yang paling mampu meningkatkan produksi paling tinggi untuk tanaman padi mereka. Yach namannya jualan obat, he he......
Kali ini yang akan saya bahas adalah bukan sejarah perkembangan fungisida azol melainkan efek samping fungisida tersebut pada pertumbuhan tanaman. Fungsi utama penggunaan fungisida azol pada tanaman adalah untuk mengendalikan penyakit pada tanaman tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri dari beberapa kali pengamatan lapangan hasil demplot beberapa produk fungisida azol tersebut ada semacam efek samping yang ditimbulkan pada pertumbuhannya. Yaitu bahwa fungisida golongan azol ini mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan akan mempercepat proses pertumbuhan generatif. Kesimpulan ini bisa saya ambil dari beberapa fenomena lapangan:
Ketika Fungisida azol ini kita aplikasikan pada tanaman padi, padi akan mengeras batangnya, daun menguning termasuk daun bendera dan bulir juga cepat menguning.
Ketika kita aplikasikan pada tanaman semangka muda (umur kurang lebih 1 minggu) tanaman akan berhenti tumbuh, daun kaku bahkan daun pucuk mengering.
Jika kita aplikasikan pada tanaman kacang panjang atau mentimun saat awal pembungaan keluarnya bunga tanaman ini juga akan terpacu dan lebih serempak.
Karena fungisida ini mempunyai efek samping penghambatan fase pertumbuhan vegetatif tanaman dan merangsang pertumbuhan generatif tanaman maka sangat disarankan supaya tidak sembarangan mengaplikasi fungisida azol ini. Disarankan dalam mengaplikasikan fungisida azol ini sebaiknya menunggu saat tanaman memasuki pertumbuhan generatif (mulai berbunga).
Maksud dan tujuan penulisan artikel ini bukan lain hanyalah supaya petani lebih hati-hati dan lebih bijaksana dalam penggunaan fungisida golongan azol pada tanaman mereka. Dan akhir kata semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Dikutip dari : http://bertanimandiri.blogspot.com/2011/01/efek-samping-fungisida-golongan-azol.html
Berdasarkan dari golongannya, Fungisida golongan Azole ada 62 jenis bahan aktif :
1,2,4-triazole
1,2,4-Triazole-1-yl- acetic acid
1-(2-(2-Chlorobenzyl)-2-hydroxy-3,3-dimethylbutyl)-1,2,4-triazole
1-(4-phenyl phenoxy)-1-(1,2,4-triazole-1)-3,3-dimethyl butane-2-ol
1-H-1,2,4-triazole-1-yl-acetic acid hydrochloride
2-(2'-hydroxy-5-methyl phenyl)-benzotriazole
4-(4-Chloro-2-cyano-1H-imidazol-5-yl)benzoic acid
4-Chloro-5-(4-methylphenyl)-1H-imidazole-2-carbonitrile
4-Chloro-5-(4-methylphenyl)-1H-imidazole-2-carboxamide (A metabolite of
4-Chloro-5-(4-methylphenyl)-1H-imidazole-2-carboxylic acid
Azaconazole
Banrot (Terrazole with Thiophanate-methyl)
Bitertanol
Bromuconazole
Bromuconazole 46
Bromuconazole 47
Cyazofamid
Cyproconazole
Difenoconazole
Difenokonazol (Difenoconazole), yang digunakan oleh Syngeta pada merek dagangnya Score 250 EC
Diniconazole
Econazole
Econazole nitrate
Etaconazole
Fenapanil
Fenbuconazole
Fluotrimazole
Fluquinconazole
Flusilazole
Flutriafol
Furconazole
Furconazole-cis
Hexaconazole
Imazalil
Imazalil sulfate
Imibenconazole
Ipconazole
Metconazole
Metronidazole
Myclobutanil
Paclobutrazol
Pefurazoate
Penconazole
Prochloraz
Prochloraz - manganese complex (4:1)
Prochloraz copper chloride complex
Prochloraz zinc complex
Propiconazole
Propiconazole I
Propiconazole II
Prothioconazole
R 23 979 Imazalil base
Tebuconazole
Tebuconazole, yang digunakan oleh Bayer Crop Science pada merek dagangnya Folicur 25 WP & Folicur 250 EC. Cara kerja Tebuconazole adalah dengan cara memblokir jalan untuk sintesis sterol. Hasil dari interfensi pada fungsi lapisan ini secara pasti akan menyebabkan kematian untuk jamur berbahaya. Gambar Struktur Molekul Kimia Tebuconazole :
Terrazole
Tetraconazole
Thiadiazole copper
Triadimefon
Bahan aktif ini digunakan oleh Bayer Crop Science pada merk dagangnya Bayleton 250 EC dengan Komposisi Triadimefon 250 g/l. Fungisida triazole sistemik pertama yang memiliki spektrum luas, sangat efektif untuk mengontrol Ascomycetes, Basidiomycetes dan Fungi Imperfecti. Bayleton adalah fungisida yang sangat efektif dengan aktivitas sistematis, contohnya, bahan aktifnya dapat diserap dengan baik oleh tanaman dan disebarkan di dalam sistem tanaman. Bayleton efektif untuk mengatasi penyakit seperti white root, rust dan powdery mildew. Bayleton memberikan perlindungan, efek penyembuhan dan juga benar-benar membasmi penyakit. Bayleton menghambat dan mengintervensi pertumbuhan appresoria dan haustoria, pertumbuhan dari mycelium dan pembentukan spora. Fungisida ini diserap dengan sangat cepat oleh tanaman. Gambar Struktur Molekul Kimianya :
Triadimenol
Triazbutil
Tricyclazole
Triflumizole
Triticonazole
Uniconizole-P
Referensi :
http://www.pesticideinfo.org/
http://www.pesticideinfo.org/
Posting Komentar