Kegiatan pengapuran merupakan upaya untuk menaikkan pH tanah agar reaksinya tidak asam. Sebagian besar tanaman kurang toleran dengan tanah yang reaksinya asam (pH < 7). Ya, karena tanah asam menyebabkan kelarutan Aluminium (Al), Mangan (Mn) dan Besi (Fe) tinggi.
Misalnya pada saat kelarutan Al ini tinggi, Al tidak hanya meracuni tanaman tapi menyebabkan unsur esensial fosfor (P) yang ada di tanah akan terfiksasi (diikat) oleh Al tersebut sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.
Meskipun aplikasi pupuk P dalam jumlah banyak sudah dilakukan, cenderung akan sia-sia karena P akan diikat oleh Al, Fe dan Mn di tanah, dan tidak dapat diserap oleh tanaman. Nah, akhirnya tanaman mengalami defisiensi fosfor, dan defisiensi fosfor menyebabkan pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Ada tiga bentuk kapur pertanian (kaptan) yang pada umumnya digunakan oleh petani untuk mengatasi masalah tanah asam, yaitu : 1. Kapur Oksida/tohor/sirih
Kapur oksida (CaO) atau dikenal juga kapur tohor/kapur sirih merupakan hasil pembakaran atau pemanasan dari kapur mentah Kalsium karbonat (CaCO3) pada suhu diatas 825 derajat celsius.
Persamaan reaksinya :
CaCO3 (s) <=> CaO (s) + CO2 (g)
Calcium oxide. Image Source : ibsrt.com
2. Kapur Hidroksida
Kapur hidroksida (Ca(OH)2) atau kapur hidrat ini adalah jenis kapur yang diperoleh dari reaksi antara kapur oksida (CaO) dengan air. Kapur oksida biasanya lebih dikenal dengan kapur tembok.
Persamaan reaksinya :
CaO (s) + 2H2O (l) <=> Ca(OH)2 (aq)
Calcium hidroxide. Image Source : adinathindustries.in
3. Kapur Karbonat
Kapur karbonat atau kapur mentah, diperoleh dari penggilingan batu kapur tanpa proses pemanasan. Bahan penyusun dari kapur karbonat ini adalah batu kapur gunung (limestone) dan kulit kerang (seashells).
Kapur karbonat mempunyai 2 jenis yaitu Kalsit/kalsium karbonat (CaCO3) dan Dolomit (CaMg(CO3)2). Kalsit dalam struktur kimianya lebih banyak didominasi oleh unsur Ca, dan sedikit sekali unsur Mg, sehingga rumus kimianya menjadi CaCO3.
Dari ke tiga jenis di atas, Dolomit dan Kalsit lah yang lebih banyak di digunakan oleh petani, sehingga keduanya lebih banyak dikenal sebagai kapur pertanian (KAPTAN).
Keduanya memiliki beberapa kelebihan dibanding Kapur thor atau kapur tembok, antara lain karena memiliki pengaruh yang lebih lama, kecepatan reaksinya lambat, mudah diperolehnya dan tidak menimbulkan residu. ^^
Misalnya pada saat kelarutan Al ini tinggi, Al tidak hanya meracuni tanaman tapi menyebabkan unsur esensial fosfor (P) yang ada di tanah akan terfiksasi (diikat) oleh Al tersebut sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.
Meskipun aplikasi pupuk P dalam jumlah banyak sudah dilakukan, cenderung akan sia-sia karena P akan diikat oleh Al, Fe dan Mn di tanah, dan tidak dapat diserap oleh tanaman. Nah, akhirnya tanaman mengalami defisiensi fosfor, dan defisiensi fosfor menyebabkan pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Ada tiga bentuk kapur pertanian (kaptan) yang pada umumnya digunakan oleh petani untuk mengatasi masalah tanah asam, yaitu : 1. Kapur Oksida/tohor/sirih
Kapur oksida (CaO) atau dikenal juga kapur tohor/kapur sirih merupakan hasil pembakaran atau pemanasan dari kapur mentah Kalsium karbonat (CaCO3) pada suhu diatas 825 derajat celsius.
Persamaan reaksinya :
CaCO3 (s) <=> CaO (s) + CO2 (g)
Calcium oxide. Image Source : ibsrt.com
2. Kapur Hidroksida
Kapur hidroksida (Ca(OH)2) atau kapur hidrat ini adalah jenis kapur yang diperoleh dari reaksi antara kapur oksida (CaO) dengan air. Kapur oksida biasanya lebih dikenal dengan kapur tembok.
Persamaan reaksinya :
CaO (s) + 2H2O (l) <=> Ca(OH)2 (aq)
Calcium hidroxide. Image Source : adinathindustries.in
3. Kapur Karbonat
Kapur karbonat atau kapur mentah, diperoleh dari penggilingan batu kapur tanpa proses pemanasan. Bahan penyusun dari kapur karbonat ini adalah batu kapur gunung (limestone) dan kulit kerang (seashells).
Kapur karbonat mempunyai 2 jenis yaitu Kalsit/kalsium karbonat (CaCO3) dan Dolomit (CaMg(CO3)2). Kalsit dalam struktur kimianya lebih banyak didominasi oleh unsur Ca, dan sedikit sekali unsur Mg, sehingga rumus kimianya menjadi CaCO3.
Dari ke tiga jenis di atas, Dolomit dan Kalsit lah yang lebih banyak di digunakan oleh petani, sehingga keduanya lebih banyak dikenal sebagai kapur pertanian (KAPTAN).
Keduanya memiliki beberapa kelebihan dibanding Kapur thor atau kapur tembok, antara lain karena memiliki pengaruh yang lebih lama, kecepatan reaksinya lambat, mudah diperolehnya dan tidak menimbulkan residu. ^^
Posting Komentar